Senin, 09 November 2015

MAKALAH FILSAFAT MATEMATIKA HUBUNGAN, POLA, BENTUK, DAN RAKITAN SEBAGAI SASARAN MATEMATIKA MODERN

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dua bidang pengetahuan rasional yang tak diragukan lagi berhubungan sangat erat sejak dulu sampai sekarang adalah filsafat dan matematika. Namun hubungan itu sering diuraikan secara keliru oleh sebagian filsuf maupun ahli matematik. Mungkin karena terkesan oleh perkembangan filsafat pada zaman dulu, orang memberikan kedudukan utama kepada filsafat.
Akhirnya dalam hubungannya dengan deduksi-deduksi yang dibuat oleh matematika itu filsuf Inggris C.D. Broad dalam bukunya Scientific Thought (1949) menegaskan suatu perbedaan lagi antara filsafat dengan matematik. Dalam bidang matematik orang dengan berpangkal pada aksioma-aksioma yang tak diragukan atau premis-premis yang dianggap sebagai hipotesa menurunkan kesimpulan-kesimpulan sampai yang jauh sekali. Sebaliknya filsafat tidak berminat terhadap kesimpulan-kesimpulan yang jauh, melainkan terutama bersangkutpaut dengan analisa dan penilaian dari premis-premis semula. Bidang pengetahuan yang disebut filsafat matematik merupakan hasil pemikiran filsafat yang sasarannya adalah matematik itu sendiri.
Dalam makalah ini penulis akan membahas filsafat matematika tentang, hubungan, pola, bentuk, dan rakitan sebagai sasaran matematika modern. Yang dimana segenap hubungan, pola, dan bentuk serta sifat-sifat lainnya dari unsur-unsur yang tercermin pada hubungan, pola, dan bentuk merupakan struktur dari sebuah sistem matematika yang kemudian akan ditelaah kembali dalam matematika, khususnya oleh cabang matematika yang dinamakan aritmetika perduaan.


B.  Rumusan Masalah
1.      Apakah itu hubungan?
2.      Apakah itu Pola, Bentuk dan Rakitan dalam ilmu matematika?
3.      Apa hubungannya dengan matematika modern?

C.  Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa itu hubungan.
2.      Untuk mengetahui apa itu pola, bentuk, dan rakitan dalam ilmu matematika.
3.      Mengetahui hubungan pola, bentuk, dan rakitan dalam matematika modern.

























BAB II
PEMBAHASAN


HUBUNGAN, POLA, BENTUK, DAN RAKITAN SEBAGAI SASARAN MATEMATIKA MODERN

Matematika berkembang sangat luas sejak awal abad ke-19 sehingga dianggap mencapai zaman keemasannya. Pada abad ke-19 dan abad ke-20 dianggap sebagai masa awal matematika modern terutama dalam hal hubungan khusus dengan bagian-bagian yang sukar.
Ahli matematika Jerman yang terbesar dalam abad ke-19 Carl Friedrich Gauss (1777-1885) berpendapat bahwa “matematika semata-semata menyangkut perincian dan perbandingan dari hubungan-hubungan). Menurut Gauss sebuah keluasaan tersendiri tidaklah mungkin dipelajari.[1]

A.  Hubungan
Matematika, ilmu yang di dalamnya hubungan-hubungan yang diketahui di antara keluasaan-keluasaan dikenakan proses-proses tertentu yang membuat hubungan-hubungan lainnya dapat diturunkan.
Pengertian hubungan dalam matematika menurut John Hafstrom bertalian erat dengan artinya, dalam pemakaian sehari-hari. Sebuah hubungan mencakup dua hal atau lebih yang memiliki sifat tertentu yang umum di antara mereka, atau yang sama-sama tercakup dalam suatu himpunan tertentu. Contoh-contoh hubungan dalam matematika misalnya adalah kesamaan (dua buah bilangan dapat dianggap berhubungan karena besarnya yang sama), pertimbangan, lebih besar, lebih kecil, atau kesejajaran.[2] Setiap benda di dunia ini mempunyai hubungan-hubungan yang disebut atau tidak disebut dengan benda lainnya. Henry Poincare menyatakan bahwa ilmu sesungguhnya tidak dapat mengetahui benda-benda, melainkan hanyalah hubungan-hubungan.[3] Tetapi hal-hal yang ingin diketahui oleh para ahli matematika menurut Keyser adalah hubungan-hubungan abstrak yang pasti, hubungan-hubungan fungsional yang sepenuhnya ditentukan atau dapat ditentukan, dan kumpulan hubungan-hubungan yang dapat dipikirkan secara logis. Pandangan tersebut sesuai dengan pandangan modern mengenai matematika murni yang dipersamakan dengan teori hipotesis-deduktif yang umum tentang hubungan-hubungan.

B.  Pola
Pola terkadang diartikan sebagai suatu sistem mengenai hubungan-hubungan di antara perwujudan-perwujudan alamiah. Bilamana perwujudan-perwujudan ilmiah yang tampaknya rumit atau beranekaragam ditelaah secara mendalam, sering-sering dengan abstrak dalam pikiran, maka biasanya dapatlah di temukan pola-polanya.
Seorang matematikawan yang secara tegas merumuskan matematika sebagai pengetahuan yang menelaah pola adalah W. W. Sawyer. Dia mengatakan bahwa matematika adalah penggolongan dan penelaahan tentang semua pola yang mungkin.
Perwujudan-perwujudan dalam alam mempunyai berbagai pola atau keteraturan. Pola-pola yang sama sering terkandung dalam aneka benda-benda atau keadaan-keadaan yang tampaknya berbeda-beda. Tetapi, sesekali pola alamiah yang sama itu diketahui dan dipahami oleh ahli matematika dapatlah diwujudkan menjadi pola dalam matematika. Misalnya sebuah batu cadas dan sebuah bukit yang mempunyai perwujudan sebagai berikut:





 









Setelah dipelajari oleh ilmu matematika, fenomena gambar di atas yang kelihatannya berlainan ternyata mengandung pola atau keteraturan yang sepenuhnya sama. Dari sudut matematika perwujudan gambar di atas merupakan perwujudan dari pola yang tertuang dalam dalil Pythagoras yang terkenal dengan rumusnya A2 + B2 = C2.
Dalil Pythagoras di atas dapat diterapkan dalam berbagai pyramid, candi, maupun tempat peluncuran anak-anak di kolam renang.

C.  Bentuk
Edna Kramer mengatakan bahwa “Sudut pandang yang kami baru saja kembangkan pastilah  mengungkapkan matematika sebagai suatu ilmu tentang bentuk, yang tidak perlu dibatasi pada bilangan, ruang, besaran, atau pengukuran, melainkan sebaliknya bersifat mencakup semuanya, termasuk logika, ilmu-ilmu murni maupun ilmu-ilmu terapan yang untuknya ilmu-ilmu murni menyediakan bentuknya”.[4]
Dalam matematika bentuk menunjukkan pada rakitan dari hubungan-hubungan dan teori-teori matematika. Ini berkembang, tidak dari suatu penelaahan tentang bentuk ruang sebagai demikian, melainkan dari analisis mengenai pembuktian-pembuktian yang terjadi dalam geometri, aljabar, dan pembagian-pembagian lainnya dari matematika.
Pengertian mengenai bentuk memegang peran yang penting dalam dalam studi matematika. Misalnya bentuk dari suatu rumus matematika adalah jauh lebih penting daripada lambing-lambang yang dipakai dalam suatu rumus dan suatu lambang dapat digantikan dengan suatu tanda. Misalnya seperti berikut:

(a + b)2 = (a + b) x (a + b)
             = a2 + ab + ab + b2
             = a2 + 2ab + b2

Ahli-ahli matematika menguraikan atau menelaah bentuk-bentuk atau rakitan-rakitan yang abstrak dan hubungan-hubungan di antara mereka. Bila kita memahami bilangan pokok misalnya, ini adalah suatu sifat struktural dari suatu himpunan. Jika kita mengatakan bahwa ini tersusun secara linear, kita telah menunjukkan suatu sifat structural yang lain

D.  Rakitan
Penelaahan matematika mengenai rakitan adalah penelaahan tentang segenap rakitan yang bentuknya dapat diungkapkan dalam lambang-lambang. Sebuah definisi lain mentelaah bahwa rakitan adalah penelaahan tentang rakitan-rakitan abstrak dan saling berhubungan diantara mereka.
Penelahaan terhadap rakitan tersebut merupakan ciri-ciri dari matematika modern yang membedakannya dengan pengertian matematika kuno sebagai ilmu tentang bilangan dan ruang. Pandangan dari matematikawan modern ditunjukkan dalam pemakaiannya yang kerap kali mengenai akar kata “morph” artinya bentuk, seperti dalam kata-kata homomorphism, isomorphism, dan homeomorphism. Matematikawan memandang sistem bilangan sebagai sebuah kumpulan struktur-struktur yang saling berkaitan.
Peralihan dan penitikberatan kepada rakitan itu terjadi karena orang mulai berpendapat bahwa sasaran matematika berupa bilangan, titik, garis, dan bentuk-bentuk ruang lainnya sebagai hal yang sungguh-sungguh berwujud tidaklah banyak artinya dalam matematika. Courant dan Robbins mengatakan, “Apa yang penting dan apa yang bertalian dengan kenyataan yang dapat diperiksa kebenarannya adalah rakitan dan hubungan, bahwa dua titik menentukan sebuah garis, bahwa bilangan-bilangan bergabung menurut aturan-aturan tertentu untuk membentuk bilangan-bilangan lain, dan sebagainya”.
Selain definisi di atas, rakitan juga merupakan sebuah istilah yang bersifat agak mencakup semuanya yang diterapkan bagi hubungan-hubungan logis yang terdapat di antara berbagai kegiatan yang dilakukan dalam suatu organisasi. Maksudnya rakitan memberikan suatu susunan yang tertib di antara fungsi-fungsi sehingga tujuan-tujuan organisasi itu dapat tercapai secara efisien. Struktur mengandung arti sistem dan pola.
Dari pemaparan di atas bahwa pengertian rakitan sesungguhnya dapat meliputi bentuk, pola dan hubungan yang semula telah diuraikan sebagai sasaran-sasaran matematika tersendiri.
Kini menjadi semakin tegas bahwa pengertian rakitan sesungguhnya mencakup hubungan, pola dan bentuk. Dengan demikian, perumusan-perumusan terdahulu mengenai matematika sebagai studi tentang hubungan-hubungan, studi tentang pola-pola, dan studi tentang bentuk dapatlah tertampung semuanya kalau orang merumuskan matematika sebagai studi tentang rakitan.
Selanjutnya perlu ditegaskan bahwa rakitan yang ditelaah oleh matematika adalah rakitan dari sistem-sistem matematika.Sebagai contoh mengenai sistem matematika yang strukturnya ditelaah oleh ahli matematika modern adalah melakukan perhitungan-perhitungan.
  1
+1
10
Dalam sistem di atas hanya dipergunakan dua angka yaitu angka (0 dan 1) untuk menyatakan semua bilangan dan melakukan perhitungan sampai jumlah berapa pun. Maka untuk bilangan dua yang terjadi dari satu tambah satu adalah 10 karena sistem perpaduannya hanya memakai angka 0 dan 1 serta tidak mengenal angka-angka lainnya.
Selanjutnya kalau bilangan dua di atas ditambah dengan satu sehingga menjadi tiga, maka perhitungan dan penulisannya adalah sebagai berikut:
10
+1
11

Selanjutnya kalau bilangan tiga di atas ditambah lagi sehingga menjadi bilangan empat, maka tata cara penulisanna adalah sebagai berikut:
11
+1
100
Hubungan-hubungan bilangan perpaduan dan aturan-aturan penambahannya dapat disusun menjadi pola dengan bentuk sebagai berikut:


+
0
1
0
0
1
1
1
10


Segenap hubungan, pola, dan bentuk serta sifat-sifat lainnya dari unsur-unsur yang tercermin pada table di atas merupakan struktur dari sebuah sistem matematika yang disebut binary system (sistem perpaduan). Sistem ini ditelaah dalam matematika, khususnya oleh cabangnya yang dinamakan aritmetika perpaduan (binary arithmetic).








BAB III
PENUTUP

A.  Kesimpulan
Matematika sebagai ilmu tentang hubungan adalah ilmu yang di dalamnya hubungan-hubungan yang diketahui di antara keluasaan-keluasaan dikenakan proses-proses tertentu yang membuat hubungan-hubungan lainnya dapat diturunkan. Sedangkan pola adalah suatu sistem mengenai hubungan-hubungan di antara perwujudan-perwujudan alamiah. Sedangkan bentuk memegang suatu peranan yang sangat penting dalam studi matematika. Dan dari penelaahan tentang bentuk maka akhirnya membawa para matematikawan kepada struktur dan lahirlah definisi matematika menganai rakitan. Dan dari kesemua itu maka lahirlah sistem perduaan (binary system), dan sistem ini akan ditelaah lebih lanjut pada cabang matematika tentang aritmetika perduaan (binary arithmetic).

B.  Saran
Mungkin akan ada penelitian lebih lanjut mengenai dasar-dasar dari ilmu matematika. Sehingga akan muncul lebih banyak lagi cabang-cabang matematika dan bertambah luas lagi pengetahuan kita mengenai matematika. Karena matematika tidak bisa lepas dari kehidupan kita.




DAFTAR PUSTAKA

The Liang Gie, Filsafat Matematika, (Yogyakarta : SUPERSUKSES, 1985).
Yuwono Ari, Filsafat Matematika, online, http://ariyuwono.blogspot.co.id/2009/03/filsafat-matematika_19html?m=1, diakses 21 September 2015, Pukul 16:26.



[1] The Liang Gie, Filsafat Matematika, (Yogyakarta : SUPERSUKSES, 1985), hlm.25
[2] Ari Yuwono, Filsafat Matematika, online, http://ariyuwono.blogspot.co.id/2009/03/filsafat-matematika_19html?m=1, diakses 21 September 2015, Pukul 16:26.
[3] The Liang Gie, Filsafat Matematika, (Yogyakarta : SUPERSUKSES, 1985), hlm.26
[4] Ibid. hlm. 30

0 komentar:

Posting Komentar