Jumat, 16 Desember 2016

Laporan Observasi Permasalahan dalam Pendidikan Matematika

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Pendidikan merupakan investasi sumber daya manusia jangka panjang yang mempunyai nilai strategis bagi kelangsungan peradaban manusia di dunia. Oleh sebab itu, hampir semua negara menempatkan pendidikan sebagai sesuatu hal yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu pula dengan Indonesia yang menempatkan pendidikan sebagai sesuatu hal yang penting dan utama. Maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk meningkatkan mutu pendidikan baik dari tingkat yang paling rendah maupun sampai ketingkat perguruan tinggi. Hal ini dapat tercermin pada Pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea IV yang menegaskan bahwa salah satu tujuan nasional bangsa Indonesia adalah mencerdaskan kehidupan bangsa.
Matematika merupakan ilmu pengetahuan yang penting karena matematika sebagai pengantar ilmu-ilmu pengetahuan yang lain dan banyak digunakan dalam kehidupan sehari-sehari. Pengajaran matematika tidak hanya ditekankan pada kemampuan berhitung, tetapi pada konsep-konsep matematika yang berkenaan dengan ide-ide yang bersifat abstrak. Setiap konsep atau prinsip dapat dimengerti secara sempurna jika pada awalnya disajikan dalam bentuk konkret. Maka dengan demikian perlu adanya media pembelajaran berupa alat peraga sebagai alat bantu dalam pembelajaran matematika. Konsep matematika yang disajikan dalam bentuk konkret akan lebih mudah dipahmi dan dimengerti serta dapat ditanamkan pada peserta didik.[1]

File lengkap bisa download disini

Resume Materi Bimbingan Konseling Prodi Pendidian Matematika IAIN Tulungagung

A.    Pengertian dan Posisi Bimbingan dan Konseling
Istilah bimbingan merupakan terjemahan dari bahasa Inggris yaitu dari kata “guidance. Secara harfiah kata “guidance” berasal dari kata “guide” yang berarti mengarahkan (to direct), memandu (to pilot), mengelola (to steer). Carl Rogers mengemukakan bahwa bimbingan merupakan suatu proses untuk membantu individu agar individu tersebut dapat memecahkan masalahnya menuju kepada perkembangan psikologis dan perkembangannya.[1]
Bimbingan merupakan “helping” yang identik dengan “aiding, assisting, atau availing”, yang berarti bantuan atau pertolongan. Dalam proses bimbingan, pembimbing tidak memaksakan kehendaknya sendiri, tetapi berperan sebagai fasilitator. Individu yang dibantu adalah individu yang sedang berkembang dengan segala keunikannya. Bantuan dalam bimbingan diberikan dengan pertimbangan keragaman dan keunikan individu. Teknik bimbingan seyogyanya disesuaikan dengan pengalaman, kebutuhan, dan masalah individu. Untuk membimbing individu diperlukan pemahaman yang komprehensif tentang karakteristik, kebutuhan, atau masalah individu.[2]
Konseling merupakan terjemahan bahasa inggris dara kata “Counseling”. Ada sekelompok orang yang kurang sependapat akan penerjemahan kata counseling menjadi konseling ini, karena mereka berpendapat konseling berasal dari kata suluh, yang memiliki arti obor (penerangan). Sehingga bila demikian konseling berarti memberikan penerangan kepada orang yang belum tahu tentang sesuatu yang belum ia ketahui agar menjadi tahu. Padahal makna yang dikandung dalam istilah counseling bukan demikian. Terjemahan yang dianggap paling tepat adalah konseling, dan konseling ini merupakan ciri “profesi” konseling yang dilaksanakan di sekolah. (I Jumhur dan Moh Surya, 1975) Memberikan batasan, “Konseling merupakan salah satu teknik pelayanan dalam bimbingan secara keseluruhan, yaitu dengan memberikan bantuan secara individual (face to face relationship)”.[3]

Minggu, 06 November 2016

Metode Pembelajaran (Tela'ah Kurikulum)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Upaya memperbaiki dan meningkatkan mutu pendidikan seakan tidak akan pernah usang. Banyak agenda reformasi yang telah, sedang, dan akan dilaksanakan. Beragam program inovatif ikut serta memeriahakan reformasi pendidikan.
Belajar atau pembelajaran adalah merupakan sebuah kegiatan yang wajib kita lakukan dan kita berikan kepada anak-anak kita. Karena ia merupakan kunci sukses untuk menggapai masa depan yang cerah, mempersiapkan generasi bangsa dengan wawasan ilmu pengetahuan yang tinggi. Dan pada akhirnya diharapkan akan berguna bagi bangsa, negara,dan agama. Melihat peran pendidikan yang begitu vital, maka menerapkan metode yang efektif dan efisien adalah sebuah keharusan. Dengan harapan proses belajar mengajar akan berjalan menyenangkan dan tidak membosankan. Beragam metode pembelajaran efektif dapat menjadi pilihan untuk bisa kita persiapkan dalam sebuah kegiatan pembelajaran.

File lengkap bisa download disini

Citra Guru (Profesi Keguruan)

BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
Guru adalah bagian dari kesadaran sejarah pendidikan di Dunia. Guru merupakan orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada anak didik. Guru dalam pandangan masyarakat merupakan orang yang melaksanakan pendidikan di tempat-tempat tertentu, tidak selalu di lembaga pendidikan formal, tetapi bisa juga di masjid, di surau, di rumah, dan sebagainya.
Guru memang menempati kedudukan yang terhormat di masyarakat. Kewibawaanlah yang menyebabkan guru di hormati, sehingga masyarakat tidak meragukan figur guru. Masyarakat yakin bahwa gurulah yang dapat mendidik anak mereka agar menjadi orang yang berkepribadian mulia. Guru adalah orang yang bertanggung jawab mencerdaskan kehidupan anak bangsa.
Tidak ada seorang guru yang mengharapkan anak didiknya menjadi sampah masyarakat. Untuk itulah guru dengan penuh dedikasi dan loyalitas berusaha membimbing dan membina anak didik agar di masa mendatang menjadi orang yang berguna bagi nusa dan bangsa.
Setiap hari guru meluangkan waktu demi kepentingan anak didik. Guru tidak pernah memusuhi anak didiknya meskipun suatu ketika ada anak didiknya yang berbuat kurang sopan pada orang lain. Bahkan dengan sabar dan bijaksana guru memberikan nasihat bagaimana cara bertingkah laku yang sopan pada orang lain. Guru harus bertanggung jawab atas segala sikap, tingkah laku, dan perbuatannya dalam rangka membina jiwa dan watak anak didik.
Guru harus dapat menempatkan diri sebagai orang tua kedua, dengan mengemban tugas yang dipercayakan orang tua kandung/wali anak didik dalam jangka waktu tertentu. Dengan demikian, tanggung jawab guru adalah untuk membentuk anak didik agar menjadi orang yang bersusila yang cakap, berguna bagi agama, nusa dan bangsa di masa yang akan datang. Untuk itu pemakalah akan membahas tentang citra guru yang mengacu pada gambaran ideal seorang guru, dan cara pandang seorang guru terhadap kepribadiannya sendiri.
Citra guru berkembang dan berubah sesuai dengan perkembangan dan perubahan konsep dan persepsi manusia terhadap pendidikan dan kehidupan itu sendiri. Dalam hal ini profesi guru pada mulanya dikonsep sebagai kemampuan memberi dan mengembangkan pengetahuan peserta didik. Namun akhir-akhir ini konsep, persepsi, dan penilaian terhadap profesi guru mulai bergeser. Oleh karena itu, kami akan membahas tentang citra guru yang digambar oleh beberapa lapisan masyarakat dan apa yang menyebabkan hal itu terjadi.

File lengkap bisa download disini

Senin, 09 November 2015

MAKALAH FILSAFAT MATEMATIKA HUBUNGAN, POLA, BENTUK, DAN RAKITAN SEBAGAI SASARAN MATEMATIKA MODERN

BAB I
PENDAHULUAN

A.  Latar Belakang
Dua bidang pengetahuan rasional yang tak diragukan lagi berhubungan sangat erat sejak dulu sampai sekarang adalah filsafat dan matematika. Namun hubungan itu sering diuraikan secara keliru oleh sebagian filsuf maupun ahli matematik. Mungkin karena terkesan oleh perkembangan filsafat pada zaman dulu, orang memberikan kedudukan utama kepada filsafat.
Akhirnya dalam hubungannya dengan deduksi-deduksi yang dibuat oleh matematika itu filsuf Inggris C.D. Broad dalam bukunya Scientific Thought (1949) menegaskan suatu perbedaan lagi antara filsafat dengan matematik. Dalam bidang matematik orang dengan berpangkal pada aksioma-aksioma yang tak diragukan atau premis-premis yang dianggap sebagai hipotesa menurunkan kesimpulan-kesimpulan sampai yang jauh sekali. Sebaliknya filsafat tidak berminat terhadap kesimpulan-kesimpulan yang jauh, melainkan terutama bersangkutpaut dengan analisa dan penilaian dari premis-premis semula. Bidang pengetahuan yang disebut filsafat matematik merupakan hasil pemikiran filsafat yang sasarannya adalah matematik itu sendiri.
Dalam makalah ini penulis akan membahas filsafat matematika tentang, hubungan, pola, bentuk, dan rakitan sebagai sasaran matematika modern. Yang dimana segenap hubungan, pola, dan bentuk serta sifat-sifat lainnya dari unsur-unsur yang tercermin pada hubungan, pola, dan bentuk merupakan struktur dari sebuah sistem matematika yang kemudian akan ditelaah kembali dalam matematika, khususnya oleh cabang matematika yang dinamakan aritmetika perduaan.

Sabtu, 23 Mei 2015

HUBUNGAN SISTEM PENDIDIKAN PESANTREN TERHADAP ERA MODERNISASI


BAB I
PENDAHULUAN

A.      LATAR BELAKANG
Kehidupan sosial dan budaya bangsa Indonesia sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, sehingga kehidupan di Indonesia tidak bisa dilepaskan dari kehidupan beragama. Sebagai negara yang banyak dipengaruhi oleh nilai-nilai agama, maka pendidikan akan agama tidak bisa diabaikan begitu saja. Umat beragama dan lembaga-lembaga atau organisasi-organisasi keagamaan di Indonesia bisa menjadi kekuatan dasar untuk membangun pendidikan beragama, membangun kekuatan spiritual, membangun fisik yang baik, membangun akhlak yang baik, dan bisa menjadi pondasi dari negara Indonesia untuk masa depan. Oleh karena itu pendidikan beragama tidak dapat dipisahkan dari pendidikan nasional Indonesia. Pendidikan beragama harus ada dalam pendidikan nasional Indonesia.
Pesantren telah menjadi saksi sejarah akan peristiwa-peristiwa sejarah bangsa Indonesia. Sejak awal penyebaran agama islam di Indonesia, pesantren menjadi saksi utama dan menjadi sarana penting untuk kegiatan islamisasi pada masa tersebut. Kemajuan dan perkembangan masyarakat islam di nusantara tidak bias dilepaskan dari peran serta pesantren. Besarnya arti pesantren bagi bangsa Indonesia harus tetap dipertahankan. Apalagi pesantren telah menjadi lembaga pendidikan yang berasal dari budaya asli bangsa Indonesia.
Pondok pesantren sebagai salah satu lembaga pendidikan yang ada di Indonesia memiliki keunikan tersendiri. Di tengah problematika kependidikan di tanah air ini. Di kalangan umat islam sendiri pesantren masih dianggap sebagai model pendidikan yang menjanjikan bagi perwujudan masyarakat yang beradab. Karena eksistensi pesantren menurut Martin van Bruinessen, adalah lembaga pendidikan yang senantiasa berusaha memanifestasikan dalam bahasa pesantren dikenal dengan akhlaq al-karimah.[1]


File lengkap bisa download disini

MAKALAH PSIKOLOGI UMUM PROSES DARI HASIL PENGINDERAAN KE PERSEPSI DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERSEPSI

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Manusia adalah makhluk yang dilahirkan paling sempurna dari pada makhluk yang lainnya. Karena hanya manusialah yang mempunyai akal untuk berfikir yang tidak dimiliki makhluk lainnya. Setiap manusia pasti melalui proses kelahiran. Setelah melalui proses kelahiran, maka manusia bisa dikatakan hidup di dunia. Yang secara langsung akan berhubungan dengan dunia luar yang tentunya jauh berbeda dengan dunia sebelum manusia di lahirkan (di dalam kandungan seorang ibu). Mulai saat itulah manusia secara langsung menerima stimulus atau rangsangan dari luar, di samping dari dalam dirinya sendiri. Manusia mulai merasa kedinginan, sakit, senang, tidak senang, dan sebagainya.
Manusia memiliki kemampuan kognitif (kemampuan jiwa manusia menerima stimulus dari luar yang berkaitan dengan pengenalan) untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan di sekelilingnya melalui indera yang dimilikinya untuk dapat mengenali dirinya sendiri maupun keadaan sekitarnya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya.